Kamis, 26 Desember 2013

Author : Yeojachingupudafishycho

Tittle : Let you go away

Cast : Cho Kyuhyun, Kim Heera (OC)

Genre : Sad, Romance (?)

Length : Drabble (mungkin ?)

Disclaimer : ini ff pertama aku yang aku publish. ff ini terispirasi dari fanfic yang pernah aku baca. Tapi isi cerita ini murni karangan aku yang berasal dari imajinasiku sendiri. 100 %. Dan karena aku masih pemula jadi aku yakin pasti banyak sekali typo yang beredar di cerita ini. Mohon maaf dan terima kasih.

*Happy Reading !!

Saat hatimu tidak lagi untukku.. Saat hatimu tidak lagi bersamaku.. Saat aku sadar bahwa hatimu telah berpaling dariku. Apa yang bisa kulakukan selain membiarkanmu pergi ? Aku tidak cukup mampu untuk menahanmu agar tetap tinggal. Egoku yang terluka karena kau sakiti dan Kebahagiaanmulah yang menjadi alasannya.

Aku sangat tahu kebahagiaanmu tidak lagi bersamaku dan kini kebahagiaanmu adalah bersamanya. Maka aku melepasmu dan membiarkanmu pergi untuk mencapai kebahagiaan barumu. Aku masih berpikir akan kebahagiaanmu dan mengorbankan persaanku walau aku telah tersakiti dan mungkin akan tersakiti lagi saat aku benar melepasmu.
***

"Pergi Kyu,..." aku menyuruh Kyuhyun yang tengah berdiri di sampingku untuk meninggalkanku sendirian tapi dia masih berdiam diri tanpa beranjak dari hadapanku. Dia diam menatapku dengan tatapan bersalahnya yang kubenci. Aku tidak butuh tatapan itu, tatapan yang membuatku semakin terlihat menyedihkan.

Tanpa meperdulikan perkataanku Kyuhyun malah berjalan mendekatiku dan hendak menyentuh bahuku _walaupun aku tidak menghadap ke arahnya karena enggan bertatapan dengannya tapi aku bisa melihatnya dari ekor mataku_ dan aku segera menghindar sebelum tangannya menyentuhku. Kyuhyun memanggil namaku lirih saat mendapati responku yang menghindar, "Ra~yaa !!"

Aku langsung menatapnya marah, "Aku bilang pergi, CHO KYUHYUN !!" Aku berteriak untuk pertama kalinya pada Kyuhyun, menyuruhnya pergi dan aku bisa melihat tatapan shocknya saat aku berteriak. "Tinggalkan aku sendiri, Cho. Bukankah tujuanmu saat ini datang menemuiku juga karena kau akan pergi meninggalkanku ? Jadi sekarang pergilah sebelum aku berubah pikiran dan menahanmu untuk tetap berada disini. Cepat pergi..."

"Ra~ya maafkan aku, aku mencin..."

"Cukup...cukup...cukup..." aku kembali berteriak sambil menutup telingaku dengan kedua tanganku _aku berbalik memunggunginya_ tidak ingin mendengar kalimatnya yang akan membuatku semakin tersakiti. "Aku tidak mau mendengarnya, Cho. Karena tanpa kau katakanpun aku sudah mengetahuinya, jadi jangan kau katakan karena mendengar kenyataan itu keluar dari mulutmu sendiri akan semakin menyakitiku."

"Mianhae..."

"Jangan meminta maaf karena aku tidak butuh permintaan maafmu dan aku tidak akan dengan mudah memaafkanmu. Kau sudah menyakitiku terlalu dalam, mengkhianatiku, memberikanku kesakitan yang aku sendiri sangsi bisa menyembuhkannya." Aku terus berbicara dengan nada datar tapi tegas dan volume suaraku cukup keras agar Kyuhyun yang berdiri di belakangku bisa mendengar suaraku karena posisiku yang memunggunginya.

Aku tidak ingin menatapnya karena jika saja aku menatapnya aku takut tidak bisa mengendalikan perasaanku. Aku takut air mata yang kutahan ini akan mengalir dan memperlihatkan betapa menyedihkannya aku. Aku memang mengeluarkan semua rasa sakit, kecewa, marah yang kurasakan pada Kyuhyun dengan kata-kata tegas, tajam bahkan kasar tapi tidak dengan aku menangis di depannya. Aku tidak akan memperlihatkan air mataku di depan siapapun termasuk dirinya, jadi sebelum air mataku benar-benar keluar aku menyuruh Kyuhyun untuk segera pergi dari apartemenku. Tapi dia hanya diam saja tanpa ada tanda-tanda bahwa dia akan meninggalkanku. Sedangkan air mataku sudah mendesak untuk segera ku keluarkan, membuatku lebih memilih berdiri membelakangi Kyuhyun agar dia tidak melihat air mataku yang sudah menggenang di pelupuk mata.

"Pergi sekarang dan temui saja gadis penyakitan yang sudah mengambilmu dariku, bukankah dia lebih membutuhkanmu." Aku berkata datar dan terkesan kasar saat menyebut seorang gadis yang sudah merebut Kyuhyunku dengan sebutan 'gadis penyakitan', dan aku mencoba tetap mengendalikan kestabilan nada suaraku agar tidak terdengar bergetar.

"Ra~ya,..." Kyuhyun melangkahkan kakinya mendekatiku _terlihat dari ekor mataku_ dan aku segera melangkah menjauhinya.

"Berhenti memanggil namaku dengan nada kesakitanmu itu, seolah disini kaulah yang sudah tersakiti, Cho Kyuhyun~ssi." Aku sengaja menekankan kalimat terakhir saat menyebutkan nama lengkapnya dengan formal. "Sekarang keluar dari apartemenku, kau tau letak pintu keluarnyakan ?"

Kyuhyun masih tetap berdiri di tempatnya dan melihatnya membuatku memilih melangkahkan kakiku dengan tergesa menuju pintu keluar dan membukakan pintunya untuk Kyuhyun. "Kau bisa keluar sekarang, Kyuhyun~ssi..." aku berkata tegas tanpa melihat ke arahnya, lebih memilih melihat luar apartemen di depanku.

Bisa kudengar suara langkah kaki Kyuhyun yang mendekat, membuat tanganku yang memegang handle pintu semakin menguat. Aku menahan gejolak perasaan yang menderaku saat ini, aku sakit. Sebentar lagi aku akan kehilangan sosoknya, sosok yang selama ini melindungiku, sosok yang selalu menguatkanku di situasi yang berat sekalipun, sosok yang menjadi penopangku. Aku akan merindukan pelukannya yang selama ini mampu menenangkanku, sosok yang membuatku bisa bernafas dengan normal walau pada nyatanya jantungku selalu berdetak keras saat dia berada di jarak terdekatku. Aku....

Kyuhyun semakin mendekat dan nafasku tercekat saat aroma tubuhnya tertangkap indra penciumanku. Aku akan sangat merindukan aroma tubuhnya yang selama ini sudah menjadi candu bagiku. Mungkin setelah Kyuhyun benar-benar melangkahkan kakinya keluar dari apartemenku, Kyuhyun bukan lagi milikku. Dia akan benar-benar pergi dari kehidupanku, membawa pergi hatiku yang sudah kutitipkan padanya.

Tanpa diperintah air mataku tiba-tiba menetes dan membuatku semakin memalingkan wajahku agar Kyuhyun tidak melihat air mataku. Kalau saja bisa, saat ini aku ingin egois untuk menahannya agar tetap berada di sampingku, menjadikannya pendampingku kelak. Tapi...aku tidak bisa memaksakan hatinya yang sudah tidak lagi berlabuh di hatiku, aku tidak bisa menahannya untuk tetap tinggal jika akibatnya Kyuhyun akan menderita bersamaku. Aku masih memikirkan kebahagiaannya walaupun disini aku sudah tersakiti dan mungkin akan menjadi pihak yang tersakiti lagi.

Yah,..sejak tadi dan mungkin sampai Kyuhyun benar-benar pergi dari hadapanku, aku memang selalu dan akan berkata kasar padanya. Tapi itu hanya sandiwara yang kuperankan agar aku bisa benar-benar merelakannya, sandiwara yang berbanding terbalik dengan kenyataan.

Aku mengusirnya...seolah aku tidak membutuhkan eksistensinya (?) lagi dalam hidupku dan membuat seolah akulah yang telah membuang Kyuhyun.

Dan itu kulakukan hanya karena aku ingin menguatkan hatiku agar bisa membiarkannya pergi dan dengan cara itu juga aku bisa sedikit mengobati hatiku bahwa nyatanya Kyuhyunlah yang telah membuangku. Dia membuangku untuk seorang gadis yang baru dikenalnya, gadis berpenyakit yang sudah mengalihkan Kyuhyun dariku.

"Ra~yaa...aku..."

Driiiing..driiing...driiing (?)

Ringtone handphone yang berasal dari saku celana Kyuhyun menandakan adanya sebuah panggilan masuk membuat perkataan Kyuhyun terhenti. Dan membuatku sedikit mengalihkan tatapan mataku ke arahnya tapi tidak secara terang-terangan aku menatapnya karena aku hanya melihat Kyuhyun dari samping. Kulihat Kyuhyun merogoh saku celananya dan menarik handphonenya keluar. Kyuhyun menyentuh layar handphone lalu menatapku dan handphone di genggamannya bergantian, dia menatapku serba salah apa harus mengangkat panggilan itu atau tidak. Aku kembali mengalihkan tatapan mataku menatap keluar apartemen. Melihat gelagatnya membuatku tau bahwa panggilan itu pasti berhubungan dengan gadis penyakitan itu.

Sebentar !! Apa aku terlalu kejam menyebut gadis itu dengan panggilan yang selalu kuucapkan? 'Gadis Penyakitan' ? Apa aku seperti tokoh antagonis di sebuah cerita yang berperan sebagai gadis jahat yang selalu mengolok-ngolok tokoh protagonis karena penyakit yang di deritanya ? Entahlah, siapa yang menjadi tokoh antagonis dan protagonis disini. Aku atau gadis itu ?

Tapi yang jelas gadis itulah yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah hubunganku dengan Kyuhyun yang sudah terjalin selama 4 tahun. 4 tahun bukan waktu sebentar bukan ? Tapi gadis itu... hanya dengan mengenal Kyuhyun beberapa bulan yang lalu, dia sudah mengambil Kyuhyun dariku. Membuat Kyuhyun memalingkan hatinya dariku, membuangku dan memilih gadis itu. Apa gadis itu begitu mengagumkan sampai bisa menarik hati Kyuhyun dalam waktu sesingkat itu ? Sehebat itukah pesonanya ?

Lee Minyoung. Gadis itu Lee Minyoung, adik sepupu dari Lee Sungmin. Sungmin sendiri adalah sahabat Kyuhyun sejak mereka masih duduk di bangku Junior School (SMP) sehingga membuatku mengenal Sungmin dan membuatku mengenalnya cukup akrab. Dan saat Senior School (SMA) Kyuhyun dan Sungmin berbeda sekolah tapi saat memasuki bangku kuliah mereka bertemu kembali walau jurusan mereka berbeda dan saat kuliah itulah aku mengenal Sungmin.

Baiklah, tidak perlu membahas Lee Sungmin karena bukan dia yang ingin kubahas. Kembali pada sosok Lee Minyoung yang awalnya tidak terlalu menarik perhatianku, aku kira dia sama seperti pasien lainnya yang memang kebetulan di tangani oleh Kyuhyun. Dan pertama kalinya aku bertemu gadis itu adalah saat aku sengaja mengantarkan makan siang untuk Kyuhyun ke Seoul Hospital tempat Kyuhyun bertugas.

Saat itu aku dan Kyuhyun sedang berjalan menuju ruangan Kyuhyun dan di koridor rumah sakit kami berpapasan dengan seorang gadis yang mengenakan seragam rumah sakit dan gadis itu duduk di atas kursi roda yang tengah didorong oleh seorang namja yang kukenal, Lee Sungmin. Pertama kali melihat gadis itu, dia membuatku simpati padanya. Wajahnya putih pucat, mata hazelnya terlihat sayu dan terlihat lingkaran hitam di sekitar bawah matanya. Sedangkan rambut panjang gadis itu di biarkan tergerai membuatnya terlihat anggun dengan senyuman yang berasal dari tarikan bibirnya yang sama pucatnya seperti wajahnya.

Di usianya yang masih muda, _mungkin lebih muda 3 tahun dariku_ dia harus menderita penyakit ganas yang bersarang di tubuhnya. Kanker otak, itulah penyakit yang Kyuhyun katakan padaku saat aku menanyakan tentang penyakit yang di derita gadis itu. Saat Kyuhyun menyebutkan penyakit yang di derita gadis itu dengan ekspresi sedih aku hanya menganggapnya biasa. Aku kira itu hanya ekspresi simpati biasa seorang dokter pada pasiennya tapi aku salah, semuanya di luar perkiraanku.

"Halo hyung !!"

"...."

Lamunanku buyar saat mendengar sapaan Kyuhyun pada seseorang di seberang telpon. Aku tidak tau apa yang dikatakan si penelpon pada Kyuhyun tapi aku yakin apa yang sedang dikatakan si penelpon itu membuat Kyuhyun panik karena terlihat jelas dari ekspresi wajah Kyuhyun sekarang.

"Mwo ? Yongie kambuh lagi ? Dimana dia sekarang ?"

Deg. Sudah kuduga telpon itu ada hubungannya dengan gadis itu. Tapi kenapa aku masih merasakan sesak ini walaupun saat melihat raut panik Kyuhyun tadi aku sudah menyiapkan hatiku.

"...."

"Eoh, baiklah aku akan segera kesana."

"...."

"Nde...biarkan dokter lain memeriksa keadaan Yongie dulu sebelum aku sampai."

"...."

'Yongie !!' Untuk kedua kalinya aku mendengar Kyuhyun memanggil gadis itu dengan panggialan sayangnya. Dan kenapa semakin membuatku sesak, rasanya aku ingin mati saja. Ya Tuhan, sesesak inikah mendapati kenyataan yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Beginikah rasanya menjadi seseorang yang terbuang ? Kenapa harus terjadi padaku ?

Aku memejamkan mataku dengan semakin menguatkan peganganku pada handle pintu untuk menahan gejolak hatiku yang terasa semakin sesak. Menyalurkan rasa sakit yang menerjang seluruh inchi tubuhku dan mencoba meredam tangis yang ingin segera kutumpahkan. Aku segera membuka mataku sebelum Kyuhyun menyadari dan mendapatiku yang tengah memejamkan mata, menahan sakit.

"Baiklah, aku akan segera kesana. Aku tutup telponnya sekarang..."

Tut..tut..tut..

Kyuhyun memutus sambungan telponnya lalu dia menatapku panik dan juga bersalah. Aku bersikap untuk tidak peduli dan mencoba semakin menguatkan hatiku untuk tidak tumbang saat sosok Kyuhyun masih berdiri di hadapanku.

"Ra~ya, Min Young..."

"Pergi..." aku memotong perkataan Kyuhyun dengan dingin.

"Ra~ya, kumohon !!" Kyuhyun berkata lirih tapi saat ini hatiku beku.

"Aku bilang pergi Kyuhyun~ssi, sekarang." Aku menekan setiap kata yang kulontarkan dengan tegas dan tajam.

"Baiklah, sekarang aku pergi hanya untuk memeriksa keadaan Minyoung dan aku akan kembali..." Kyuhyun memutuskan tapi aku segera menolaknya. 'BODOH'

"Lebih baik kau tidak usah datang lagi...urusi saja gadis pesakitan itu..."

"KIM HEERA...!!" Suara Kyuhyun menggema di ruang apartemenku, dia membentakku dengan raut wajah kesal. Lalu raut wajahnya perlahan berubah dengan sekejap, dia menatapku bersalah karena sudah membentakku.

Bentakannya itu membuatku menatapnya tak percaya. "Kau tidak berhak membentakku, brengsek !!" dan aku balas berteriak padanya dengan kata-kata kasar yang kulontarkan. Aku marah padanya, tidak terima dia membentakku apalagi dia membentakku hanya karena membela gadis itu. "Cepat keluar dari apartemenku sekarang !!"

Kyuhyun menatapku bersalah dan bisa kulihat ada penyesalan di matanya. "Ra~ya...maafkan aku !! Tapi kumohon, berhenti menyebut Minyoung seperti itu,..."

"Kubilang keluar SEKARANG !!" Tanpa mendengar suara lirih Kyuhyun aku kembali mengusirnya dengan dingin. Sekuat tenaga aku menahan bulir air mata yang siap terjun dari pelupuk mataku. Air mata yang sudah mendesak untuk segera kutumpahkan.

Drrrt...drrrt...

Handphone Kyuhyun kembali bergetar membuatnya mengalihkan matanya pada ponsel yang masih berada di genggamannya. Kyuhyun menatap ponsel itu sesaat lalu kembali menatapku dengan raut wajah yang sama. Bersalah.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Maafkan aku, Ra~ya !!" Lalu tanpa menunggu jawabanku Kyuhyun melangkah keluar dengan setengah berlari.
"Halo hyung...nde hyung, aku sedang menuju kesana. arrasseo !!"

Masih bisa kudengar suara Kyuhyun yang berlalu semakin menjauh. Sekarang dia pergi, benar-benar pergi meninggalkanku untuk menemui malaikat barunya.

Tubuhku bergetar hebat dan hatiku berdenyut sakit, dia pergi dan itu karena egoku. Seharusnya aku menahannya bukan malah mengusirnya untuk segera meninggalkanku. Aku bodoh ? Iya. Di satu sisi aku ingin dia tetap tinggal tapi disisi lain egoku mencegahku untuk menahannya tetap tinggal karena dia sudah menyakitiku. Dia memberikan hatinya pada gadis lain saat dirinya masih bersamaku. Aku marah, kecewa dan membuat egoku yang menang untuk membiarkannya pergi menuju kebahagiaannya.

Sudah kubilang bukan, aku masih tetap memikirkan kebahagiaannya walaupun disini aku yang telah tersakiti dan mungkin akan tersakiti lagi. Egoku membiarkannya pergi untuk menjemput kebahagiaan barunya dengan gadis itu dan bukan denganku. Biarlah aku yang tersakiti dan biarkan dia yang bahagia bersama gadis pilihannya.

Dengan tatapan kosong aku menutup pintu apartemen, tidak lagi melihat sosok Kyuhyun yang sudah menghilang di ujung lorong. Dia menghilang dari jarak pandangku menuju malaikat barunya.

Kakiku sudah tidak kuat lagi menopang tubuhku hingga tubuhku merosot, membuatku terduduk di depan pintu dan membuatku menyandarkan tubuhku disana. Tangis yang dari tadi kutahan akhirnya kukeluarkan dengan lantang. Aku menangis meraung di tengah kesunyian apartemenku. Berteriak....Merintih... dan Memanggil namanya dalam kesakitanku.

"Kyuhyun...Kyuhyun...hiks...hiks..."

"Kyuhyun-ku...hiks...aku kehilangannya, aku bodoh..."

"Bodoh...aku bodoh...hiks...hiks...bodoh...CHO KYUHYUN BODOH !!"

"Aaaarrrggghh....!!!"
***
Cho Kyuhyun,

Sekarang hatiku kosong karena sudah melepasmu, melepaskan malaikatku. Membuatmu pergi membawa seluruh jiwaku dan tidak menyisakannya sedikitpun. Kini hanya raga yang kumiliki tanpa adanya jiwa yang meninggali.

Kau pergi tanpa tau sesakit apa aku saat ini. Kau membuangku seperti seonggok sampah tak berharga. Membuatku harus merelakanmu untuk gadis lain. Membuatku yang menjadi pihak tersakiti lagi untuk kedua kalinya karena aku mengorbankan kebahagiaanku untuk kebahagiaan barumu bersama gadis itu.

Kau membuatku terlarut dalam luka hati yang kau torehkan tanpa ampun. Hatiku meronta, berontak dan melantunkan namamu di setiap rintihan rasa sakit ini.

Kau terlalu dalam menyakitiku hingga kenangan indah yang dulu kita rajut bersamapun membuatku sakit saat mengingatnya. Menjadikan kenangan itu menjadi mimpi buruk yang semakin menyiksa batinku. Kenangan itu meninggalkan goresan luka di atas luka yang belum sembuh, goresan yang semakin hari semakin menganga lebar saat kenangan bersamamu kembali menari-nari dalam benakku.

Tapi itu kesalahanku juga karena sudah membiarkanmu pergi tanpa ada usaha untuk mencegahmu. Aku terlalu tersakiti hingga egoku tidak mengijinkanku untuk menahanmu.

Saranghae Cho Kyuhyun !!
***